Legenda binatang jadi-jadiyan sangat populer di telinga banyak orang. Ternyata tidak hanya di Indonesia saja yang terdapat legenda binatang jadi-jadian. Di Benua Eropa ada juga sebuah legenda tentang binatang jadi-jadian. Legenda yang dimaksud yaitu sebuah legenda tentang manusia serigala atau biasa dikenal dengan Werewolf/Werewolves. Werewolves merupakan sebuah legenda dari benua Eropa ketika Eropa masih dibayang-bayangi oleh dunia kegelapan. Selama berabad-abad, mitos tentang Manusia Serigala atau Werewolf seakan tak henti-hentinya dibicarakan. Bahkan legenda tersebut dijadikan beberapa tema film yang mampu menarik minat para penonton. Dalam film Twilight Saga karakter manusia serigala juga ditampilkan.

Mitos "Manusia Serigala" tak lepas dari kisah Mitologi Yunani Kuno. Dalam Mitos Yunani Kuno, terdapat cerita tentang seorang bernama Lycaon yang berubah menjadi Serigala setelah memakan manusia. Hal tersebut juga dipercaya oleh seorang Tokoh Yunani, Herodotus, yang mempercayai bahwa ada sebuah suku bernama Neuri yang mampu mengubah dirinya menjadi Manusia Serigala.

Bahkan seorang sarjana dari Roma, Pliny The Elder, pernah menulis tentang Lycanthropy. Mengutip kata-kata Euanthes, Ia mengatakan bahwa seorang laki-laki yg menggantungkan bajunya pada pohon "An" dan melintasi danau "Arcadian" akan merubah dirinya menjadi serigala. Apabila dalam 9 tahun dirinya tidak membunuh manusia dia akan kembali pada wujud manusianya. Pliny The Elder juga mengutip dari Agriopas, bahwa seseorang yg telah merubah dirinya menjadi manusia serigala tidak akan kembali kewujudnya semula kecuali ia memakan daging bayi manusia."

Cerita-cerita tersebut merupakan suatu cerita yang mengakui keberadaan Manusia Serigala. Bahkan Legenda ini diklaim oleh suku Gypsi bahwa legenda tersebut merupakan legenda dari suku mereka. Suku Gypsi merupakan suku yang berkelana di dataran asia, eropa hingga afrika. Suku Gypsi dianggap sebagai kelompok masyarakat kelas rendah oleh bangsa eropa. Ini dikarenakan kebiasaan hidup mereka yg berpindah pindah. Pembunuhan, pemerkosaan, penghinaan dan penindasan sering terjadi terhadap suku Gypsi oleh kelompok kelompok borjuis rasialis kulit putih. Peristiwa tsb sering terjadi terhadap remaja dan anak anak Gypsi ketika bermain jauh dari perkemahan mereka.

Demi menghindari kejadian yg lebih mengerikan terulang kembali, para ketua & sesepuh adat suku Gypsi sepakat untuk mencegah anak-anak dan remaja mereka bermain jauh dari perkemahan. Mereka akhirnya berpakaian mantel bulu serigala dan melumuri tubuh dengan darah hewan potong untuk mencegah anak-anak mereka keluar lebih jauh dan menggiring remaja dan anak anak kembali ke perkemahan.

Berita tentang Manusia Serigala menjadi sangat mengerikan ketika itu. Bahkan sebuah isu mengatakan bahwa profesor "Thomas Van Helsing" asal Belanda Dosen ilmu sosial dan kebudayaan dari universitas Inggris yg terkemuka telah melakukan konspirasi dengan ketua suku-suku Gypsi mengenai Manusia Serigala ini untuk mencegah perseteruan masyarakat kulit putih eropa dan suku Gypsi menjadi lebih buruk. Faktanya pada saat itu, isu manusia serigala berhasil mencegah bertambahnya korban akibat diskriminasi pada suku Gypsi karena mereka pun ketakutan untuk keluar malam dan masuk hutan baik suku Gypsi maupun kulit putih eropa.