Beranda » » Phinisi Nusantara » Komentar Postingan 16 komentar

kopi
Nenek Moyang Ku Seorang Pelaut

Phinisi Nusantara

Masih ingatkah kalian akan sebuah lagu yang yang berjudul "Nenek Moyangku Seorang Pelaut"? Lagu tersebut merupakan lagu anak-anak yang ketika kita kecil sering dinyanyikan. Di balik lagu tersebut menceritakan Negeri kita yang berbentuk Kepulauan. Nenek moyang kita yang juga seorang pelaut. Ketangguhan pelaut negeri ini mencatatatkan sebuah sejarah, sejarah akan negara kepulauan.
Walau demikian, ketangguhan seorang pelaut tidak terlepas dari kehebatan perahu yang ditungganginya dalam membelah samudera. Perahu yang sangat fenomenal di Indonesia ini yaitu Perahu Phinisi Nusantara. Awalnya nama perahu ini yaitu "Pinisi" tanpa huruf "h" diantara huruf P dan I. Namun penambahan huruf h ini disesuaikan untuk orang-orang yang terbiasa menggunakan bahasa Inggris di Vancouver. Yah ketika itu perahu Phinisi Nusantara mengemban tugas besar untuk mengaharumkan nama bangsa di kanca internasional dalam ajang Vancouver Expo'86 di Canada sekaligus melanjutkan perjalanan ke San Diego Amerika Serikat.
Inilah satu-satunya kapal kayu (panjang 31 meter, bobot 150 ton) yang mendapatkan penghormatan militer dari kapal induk militer Amerika USS Constelation ketika Phinisi melaju di English Bay dan berpapasan dengan kapal induk berbobot mati 80,000 Ton, terbuat dari baja dengan bertenaga nuklir, yang tengah sandar di sana.
Kapal Phinisi menjadi salah satu pajangan paling digemari pada ajang Vancouver Expo'86 di Canada itu. Bagaimana tidak, kunjungan pada kapal Phinisi ini setiap harinya lebih dari 3.000 orang bahkan tanggal 21 September 1986, Perahu Phinisi Nusantara ini mampu menyedot pengunjung lebih dari 25.000 orang. Suatu hal yang sangat membanggakan bagi Negeri kita bahwa kita pernah memiliki armada yang sangat tangguh dan diacungi jempol oleh Negara lain.
Penambahan huruf 'H' di antara huruf 'P' dan 'I' dari PINISI sehingga menjadi PHINISI adalah untuk menyesuaikan dengan lafal Inggris di Vancouver dan bagi mereka yang biasa berbahasa Inggris. Sebelumnya, panitia telah mengajukan dua nama pilihan yaitu AMANNA GAPPA dan SAWERIGADING.
Amanna Gappa adalah nama seorang tokoh hukum laut legendaris dari Sulawesi Selatan di abad XVII. Kumpulan tulisannya tentang hukum laut yang diabadikan di daun lontar terkenal sampai ke Eropa.
Sedangkan SAWERIGADING menurut legenda rakyat Bugis, merupakan putera mahkota kerajaan Gowa yang jatuh cinta kepada We Tenri Abeng yang tidak lain adalah saudara kembarnya, yang sejak kecil memang dipisahkan. Maka seluruh kerabat kerajaan tentu menentangnya dan menganjurkan agar Sawerigading berlayar ke Teluk Bone dan mencari jodoh di sana. Sawerigading setuju dengan syarat agar kepadanya diberikan sebuah perahu baru.
Maka kakeknya La Toge Langi yang terkenal sakti membuatkan sebuah perahu untuknya yang selesai dalam semalam. Sang putera mahkota kemudian berlayar ke Teluk Bone dan bertemu dengan gadis cantik yang mirip dengan We Tenri Abeng.
Mereka menikah dan Sawerigading bersumpah tidak akan kembali ke kampung halamannya. Tetapi waktu berlalu dan rasa rindu kampung halaman menyebabkan dia pulang dengan perahunya, melanggar sumpahnya sendiri. Di selat Selayar perahunya pecah diterjang badai dan Sawerigading tenggelam. Perahu yang pecah tersebut terdampar di desa Ara dan dirakit kembali. Dari situlah prototipe perahu pinisi berkembang sampai saat ini. Sumber Artikel 1 & Sumber Artikel 2

16 comments

21 April 2012 pukul 02.19

yups kapal Phinsi trukir dalam sejarah dan saya pernah mendapatinya dalam novel sejarah Queen of the East,zaman penjajahan dulu kapal ini begitu terkenal

21 April 2012 pukul 07.36

masih inget lah sama tuh lagu. apa lagi lagu ini...
"Nenek peyang seorang Pelaut" kwkwkwkwkw -pizzz

21 April 2012 pukul 13.25

yups, fenomenal! Kapal kayu yang sangat hebat!

21 April 2012 pukul 14.45

@Fahmi: he,,,he,,, lahu jaman-jaman aku Masih kecil dulu tuh! he,,,he,,,

21 April 2012 pukul 22.18

mantrab blogazinya

22 April 2012 pukul 09.35

makasih mas bro! ni baru belajar, walau masih berantakan tapi tetap usaha!

22 April 2012 pukul 09.54

tapi ini udah rapi kok sob

22 April 2012 pukul 10.01

he,,he,, makasih mas bro! semoga aja kedepannya makin rapi lagi!

22 April 2012 pukul 14.38

Nenek moyangku ku memang seorang pelaut
dan aku pun sekarang tinggal di daerah laut. Wkakaka

23 April 2012 pukul 01.56

he,,he,,, btw makasih dah berkunjung di blogku!

23 April 2012 pukul 13.46

Wow... cerita Perahu Phinisi yang MANTAAAAFFF BANGEEET tuh!!
Sebuah Perahu Anak Negeri Warisan Nenek Moyang yang menjadi Ciri Khas Kebudayaan Indonesia ini begitu terkenal sampai di Mancanegara!!
Bener2 suatu Kebanggaan yang Luar biasa

Ayas pernah baca juga Kisah Perahu Phinisi tentang Pangeran yang mencintai Sang Putri yang merupakan Saudaranya itu. Kisah yang Tragis banget.
Tapi justru merupakan Cikal Bakal Perahu Phinisi dibuat di Tanah Air.

Sempet Ngebayangin Perahu Phinisi ini dibuat dari Besi Baja dan bertenaga Nuklir dilengkapi Alat Persenjataan yang super Canggih seperti diKapal Tempur Amerika gitu..
Waw... gak usah beli Kapal Tempur dari Luar Negeri deh!!!

Hweheheee...

Ngayal Mode On
^_^

23 April 2012 pukul 22.51

Nice postingan nih! :)

24 April 2012 pukul 08.30

@Mas Bagio: He,,he,, iya tuh mengesankan banget, apalagi klo dari besi bisa hebat pertahanan laut kita!
@Hadi Kurniawan: he,,he,, makasih dah berkunjung!

27 April 2012 pukul 01.31

Inilah kapal kayu yang sangat hebat yang dikendarai oleh Nenek moyang kita meskipun itu kapalnya kayu tetapi sangat hebat..

27 April 2012 pukul 06.20

Kapal yang sangat hebat, kapal kayu namun dapat mengarungi samudera!

27 April 2012 pukul 07.27

@Toraya: yups emang hebat dan seharusnya kehebatan itu membangkitkan kekuatan maritim negri ini,
@Amransyah: Yups bukan pake katinting dia! he,,he,,

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung! Jangan lupa tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya, tetapi maaf tidak menerima komentar anonim (NOT ALLOWED ANONYMOUS COMMENTS), silahkan pilih nama/url (PLEASE SELECT NAME/URL)!

Copyright © 2012 CSAP™ / Original Template by : Urangkurai / Redesign by : Ady Blink