Rinduku pada keroncong AF
Mendengar lantunan musik yang satu ini teringat suasana waktu diriku masih kecil. Musiknya yang khas seakan membawa diriku kembali ke masa lalu. Entah di mana kini Engkau dilantunkan? Seakan engkau telah dilupakan. Dulu Nada Klasikmu selalu menghibur setiap sunyiku. Namun sering bertambahnya waktu bertambah pula usiaku, kehadiranmu pun seakan terdengar lagi ditelingaku? Adakah engkau masih dinyanyikan? Ataukah engkau benar-benar telah dilupakan?
Keroncong itulah dia. Pasti kita semua tahu tentang aliran musik yang satu ini. Namun sering berjalannya waktu, aliran musik ini seakan menghilang bagai ditelan bumi. Ketika jaman-jamannya Musik POP belum setenar sekarang, musik keroncong menjadi salah satu musik yang sangat digandrungi. Aku masih teringat dengan samar lagu-lagu Rama Aiphama yang menyanyikan lagu-lagu keroncong. Banyak lagu keroncong ketika itu yang aku suka, misalnya Aryati, Sapu Lidi,Jembatan Merah, Dinda Bestari dan masih banyak lagi. Keroncong bagiku menjadi sebuah musik yang pernah menemaniku begitu setia. Namun kini, tidak seperti dulu lagi. Aku sudah jarang mendengar lagu ini. Padahal jika didengar-dengar, lantunan musiknya yang khas masih enak didengar dan dapat menghibur hati.
Keroncong dialah yang melantunkan nada klasik yang menghibur hati. Kata orang engkau berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Engkau masuk pertama kali di tanah Malaka dan kemudian engkau dimainkan oleh para budak dari Maluku. Engkau awalnya disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Engkau (Musik keroncong) yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang).
Entah apa yang orang katakan tentang dirimu, namun bagiku kau tetaplah sebuah lantunan irama yang merdu yang dapat menghibur hati. Bagiku engkau tetaplah musik dari tanah ini, karena telah lamanya engkau berada di sini, ditanahku. Engkau tak pernah surut, selalu ada dan selalu terlantun entah di mana engkau dilantunkan. Namun harapanku engkau tak akan pernah hilang dan selalu menemani tanah ini di mana engkau pernah mencapai masa keemasan, karena aku selalu merindukan suaramu.
10 comments
Wahh, ada ada aja rindu pada keroncong bukannya sama pacar :D
He,,he,, soalnya udah jarang didengar, he,,he,,
klo pacar yaa udah biasa ntuh
He,,he,, betul tuh sob, kan udah tiap hari diliat jadi gak perlu dikangenin lagi, beda ama keroncong yang gak pernah nongol entah di mana rimbanya!
Meskipun bukan dari budaya asli kita,namun dlm perjalanannya tlah mengalami akulturasi budaya, dpt dikatakan keroncong telah mjd budaya kita ,
Mari kita cintai musik keroncong
Sip, betul tuh sob, keroncong udah menyatu dengan bangsa kita!
keroncong pas banget didengerin waktu sore hari sambil nyantai
Ho,,,ho,, tau juga ya waktu yang tepat buat dengarinnya, he,,he,,
musik yang harus dilestarikan biar tidak punah.
comment balik gan
Iya, sekarang musik ini telah memudar!
Posting Komentar