Cita-cita selalu ada dalam benak setiap orang. Usaha merupakan jalan untuk meraihnya. Namun, kadangkala kenyataan itu tidak sesuai dengan harapan.
Sebuah kisah yang hebat diceritakan dalam film yang berjudul “Serdadu Kumbang” karya Ari Sihasale yang diproduksi oleh Alenia Pictures. Dalam film ini menceritakan tentang kesabaran seorang bocah sumbing yang terus bersekolah demi menggapai cita-cita nya. Kukurangannya tidak menjadi penghalang baginya.
Hal yang paling menarik bukan hanya dari segi perjuangan bocah sumbing dalam meraih cita-cita, namun hal yang paling menarik yaitu terkait pendidikan seperti apa yang kita harapkan. Pendidikan itu tidak sebatas untuk meraih kecerdasan intelektual namun lebih utama yaiu kecerdasan spritual. Bagaimana dengan pendidikan yang ada sekarang ini? Apakah hasil yang ditentukan mampu untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya? Jika tidak, mengapa itu masih digunakan. Hal tersebut digambarkan dalam Film Serdadu Kumbang.
Dalam Film “Serdadu Kumbang”, seorang gadis usia SMP yang selalu menorehkan prestasi, bahkan prestasinya diukir dalam lembaran-lembaran sertifikat penghargaan dan terukir megah pada piala-piala penghargaan yang telah diraihnya. Namun apa yang terjadi? Ujian yang ditempuhnya dalam kurun waktu kurang dari seminggu menghapus seluruh harapannya. Ia pun meninggal ketika keputus asaan menguasai dirinya. Meninggal disaat mencoba meraih cita-cita yang tergantung pada pohon harapan. Gambaran seperti inilah yang sebenarnya terjadi pada pendidikan saat sekarang. Anak-anak belum memiliki mental yang hebat tidak seperti orang dewasa. Ketika harapan nya pupus, yang timbul adalah keputus asaan. Sedangkan sebagian orang yang bisa melalui ujian belum pasti memiliki kualitas yang diinginkan. Perlu dilihat proses nya. Proses dalam mencapai nilai tersebut.
Hakikatnya kita hidup dalam sebuah proses. Proses inilah yang akan menentukan hasil. Bukan hasil yang akan menentukan proses. Namun dengan menetapkan standar sebagai patokan hasil, maka disitulah proses akan menyesuaikan. Entah itu proses yang benar-benar baik ataupun tidak yang terpenting hasil itu bisa diraih. Proses bukan menjadi hal yang penting lagi. Bahkan ada sebagian sekolah yang sampai memforsir jadwal untuk MAPEL yang diujikan sedangkan MAPEL lainnya diabaikan. Itulah proses yang tercipta untuk mengikuti hasil yang telah ditentukan.
Serdadu Kumbang memberikan pencerahan bagi kita, betapa pentingnya pendidikan. Pendidikan tidak mengenal usia. Tidak ada kata terlambat untuk pendidikan. Tidak ada batas untuk pendidikan. Bahkan untuk seorang yang cacat fisik pun pendidikan tidak bisa diabaikan. Raihlah cita-citamu bersama pendidikan.
Terima kasih telah berkunjung! Jangan lupa tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya, tetapi maaf tidak menerima komentar anonim (NOT ALLOWED ANONYMOUS COMMENTS), silahkan pilih nama/url (PLEASE SELECT NAME/URL)!
4 comments
ehh file,, lagiii
He,,he,, iya sob, kan aku doyan nonton!
waahhh ini yang seharus kita tiru sob... semoga aja kita selalu mengingat cerita serdadu kumbang....
he,,he,,, yups! semoga aja sob!
Posting Komentar